Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

Perusahaan Pfizer Mulai Penelitian Obat Antivirus Oral Untuk Mencegah Covid-19

Jakarta -  Perusahaan Pfizer (PFE.N) kemarin mengatakan, mereka memulai penelitian besar-besaran untuk menguji obat anti-viruses dental untuk pencegahan infeksi COVID-19 bagi mereka yang telah terpapar virus. Pfizer dan para pesaingnya, termasuk Merck & Co Inc (MRK.N) yang berbasis di AS dan farmasi Swiss Roche Holding AG (ROG.S), sedang berlomba untuk mengembangkan pil anti-viruses yang mudah digunakan untuk COVID-19 . Studi pada tahap pertengahan hingga akhir akan menguji obat Pfizer, PF-07321332, kepada 2.660 peserta dewasa sehat berusia 18 tahun ke atas yang tinggal di rumah yang sama dengan individu dengan infeksi COVID-19 bergejala yang dikonfirmasi. Dalam uji coba, PF-07321332, yang dirancang untuk menghalangi aktivitas enzim kunci yang diperlukan virus untuk berkembang biak, akan diberikan bersama dengan ritonavir dosis rendah, obat lama yang banyak digunakan dalam pengobatan kombinasi untuk infeksi HIV. Dilansir dari laman Reuters, Selasa (28/9), hingga saat ini, remdesiv

Dampak Siklus Perbuhan Haid yang Dialami Setelah Vaksin Masih Sedang Diselidiki Ilmuwan

Jakarta -  Sejak vaksin COVID-19 didistribusikan di seluruh dunia, ribuan wanita di Inggris mengeluhkan adanya gangguan pada menstruasi mereka, di mana lebih dari 3.000 wanita mengaku siklus menstruasinya sedikit berubah setelah mendapat vaksin COVID-19. Sebuah laporan dari skema UK's Yellow Card, di mana orang-orang secara sukarela dapat melaporkan efek samping obat termasuk vaksin menunjukkan bahwa banyak perempuan mengalami gangguan menstruasi setelah divaksin COVID-19 . Victoria Male, ahli imunologi reproduksi dari Imperial University London, menulis dalam British Medical Journal, menyebut bahwa untuk sementara perubahan haid pada wanita bisa dikatakan aman dan hanya bersifat sementara. Meski penyelidikan lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui kenapa hal ini bisa terjadi. Di AS, National Institute of Health and wellness menginvestasikan dana sebesar 1,67 juta dolar atau setara Rp 23,8 miliar untuk memahami bagaimana vaksin COVID-19 memengaruhi siklus haid perempuan. Sem

Pemerintah Jepang Memberikan Peringatan Bagi Warganya Adanya Pontensi Teror Di Asia Tenggara Termasuk Indonesia

Jakarta -  Pada Senin (13/9), Kementerian Luar Negeri Jepang meminta warganya menjauh dari fasilitas keagamaan dan keramaian di enam negara Asia Tenggara dan memperingatkan kemungkinan adanya serangan maupun aksi teror. Kementerian mengatakan telah memperoleh informasi ada peningkatan risiko seperti bom bunuh diri. Peringatan itu berlaku untuk warga negara Jepang di Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Myanmar. Seperti dilansir The Associated Press (AP), Selasa (14/9), peringatan itu memicu kebingungan di beberapa negara Asia Tenggara, yang mengatakan mereka tidak mengetahui ancaman semacam itu, atau rincian dari Jepang mengenai sumber informasinya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Tanee Sangrat, mengatakan Jepang tidak mengungkapkan asal usul peringatan tersebut. Dia juga mengatakan Kedutaan Besar Jepang tidak memiliki rincian lebih lanjut selain mengatakan peringatan itu "tidak khusus untuk Thailand." Wakil juru bicara kepolisian Thailand,

Jakarta Masih Dalam Ancaman Gelombang Ketiga Covid-19 Bila Masih Ada Kerumunan

Jakarta -  Kasus COVID-19 di Jakarta memang sudah menunjukkan penurunan yang signifikan dalam beberapa hari terakhir. Tetapi hal tersebut tidak dibarengi dengan pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat karena masih banyak terjadi kerumunan di berbagai tempat. Sebenarnya bisa saja kalau Jakarta ingin menjadikan pandemi COVID-19 menjadi endemi, tetapi harus betul-betul ditanggapi dengan serius untuk tetap melaksanakan pengawasan protokol kesehatan yang ketat. Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak mengatakan, keputusan pemerintah pusat menjadikan Jakarta sebagai episentrum wabah nasional untuk menurunkan kasus COVID-19 menjadi endemi dianggapnya tepat. "Target Indonesia, khususnya DKI sebagai episentrum wabah nasional, untuk menurunkan kasus covid menjadi endemi sangatlah tepat," ujar Gilbert, Menurutnya, keputusan untuk menjadikan kasus COVID-19 sebagai endemi di Jakarta juga harus disikapi dengan melihat dari angka kasus hariannya. "Jumlah harian 5