Komunitas Djokjakarta 1945, Mendekatkan Kita Pada Sejarah Parah Pahlawan

DIY - “Tiada sekarang tanpa dahulu” menjadi motto para penggiat komunitas Djokjakarta 1945. Selaras dengan slogan yang digencarkan Proklamator Indonesia Ir.

Soekarno kepada rakyat Indonesia. “Jas Merah” atau Jangan Sesekali Melupakan Sejarah. Sejarah menjadi hal utama yang dipertahankan oleh Komunitas Djokjakarta 1945. Penggiat sejarah ini bermarkas di Jalan Sorosutan No 2, Umbulharjo, Yogyakarta.

Komunitas Djokjakarta 1945 memiliki kegiatan yang menelusuri sejarah bangsa Indonesia. Bermarkas di Yogyakarta mereka aktif mengumpulkan memoar yang berhubungan dengan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di antaranya ialah mengadakan teatrikal, napak tilas, pameran, seminar, merti museum hingga peringatan hari bersejarah nasional.

Didirikan pada 24 November 2013, Komunitas Djogjakarta 1945 memiliki semboyan 3M, yakni Merti, Museum, dan Monumen. Merti berarti melestarikan peninggalan sejarah, Museum mengarah kepada menggalakkan museum, dan Monumen berupa kegiatan merawat monumen bersejarah.

Bukan hanya buku, literasi, dan tayangan tv, namun mereka mencoba lebih dekat dengan sejarah. Foto-foto mereka tenar dalam acara yang bertema teatrikal Serangan Umum 1 Maret 1949 di Benteng Vredeburg Yogyakarta.

Komunitas Djokjakarta 1945 memang fokus pada sejarah perjuangan. Terkhusus perjuangan rakyat Indonesia memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan, pada rentang waktu tahun 1945 hingga 1950.

Melalui teatrikal, mereka lebih menjiwai bagaimana para pahlawan memperjuangkan kedaulatan Indonesia. Selain itu, teater dapat lebih nyata menggambarkan kondisi para pahlawan ketika berjuang.

Menggunakan adegan, kostum, dan property yang disesuaikan dengan sejarah asli. Teater menjadi sarana nyata bagi masyarakat untuk melihat sejarah lebih dekat.

Teatrikal menjadi agenda rutin tahunan yang dilaksanakan oleh Komunitas Djokjakarta 1945. Tak hanya Serangan Umum 1 Maret, berbagai momen sejarah juga mereka kenang dalam drama kolosal.

Tak berhenti sebatas teater, lebih intim para anggota Komunitas 1945 mengunjungi saksi bisu tempat perjuangan berlangsung. Mereka melakukan napak tilas dengan mengunjungi Gua Jepang di Pundong Bantul.

Mereka juga melakukan impresi atau mempraktikkan adegan menggunakan kostum dan bendera nippon. Selain foto impresi, mereka juga menyusuri lebih detail lokasi sejarah tertentu.

Bertemu dengan pelaku sejarah juga menjadi sarana mereka mempelajari sejarah. Beberapa saksi sejarah mereka datangi. Salah satunya pelaku sejarah pembuatan goa Jepang di Pundong Bantul.

Museum menjadi salah satu sarana melihat sejarah lebih dekat. Mereka memanfaatkan museum untuk belajar sejarah. Tak hanya itu, museum merupakan tempat umum, sebagai tempat berkumpulnya benda bersejarah. Masyarakat secara terbuka dapat mengunjungi museum kapan saja. Salah satu yang dikunjungi ialah Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta.

Pameran menjadi sarana lain para anggota Komunitas Djokjakarta 1945 belajar sejarah. Diusung dalam konsep Pameran Pena dan Senjata.

Pameran berupa literasi sejarah dan berbagai jenis Senjata yang digunakan dalam memperoleh Kemerdekaan Indonesia. Selain itu, seminar sejarah sering diselenggarakan bekerja sama dengan berbagai Instansi Pemerintahan dan Civitas Akademika.

Anggota Komunitas Djokjakarta 1945 mengaku mereka bukan terdiri dari ahli sejarah. Mereka orang yang mencintai dan peduli dengan sejarah di Indonesia. Harapan terbesar Komunitas ini ialah agar masyarakat Indonesia lebih paham dengan sejarah perjuangan para pahlawan mendapatkan kemerdekaan. Dari sejarah, masyarakat bisa mengambil hikmah dan pelajaran berharga.

Riset dan kegiatan mereka terkhusus di daerah Yogyakarta. Nama Komunitas ini diambil dari berbagai poster propaganda buatan Taruna Military Academy pada tahun 1949. Kata “Djogjakarta “ tertulis di bangunan perusahaan NV A.N.I.E.M, asrama Mobil Brigade, hingga buku terbitan sekitar tahun 1950 karangan Letnan Kolonel J. F. Scheers.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diduga Karena Ada Kecurangan Pemilihan Pegawai Kereta Api, Massa di India Bakar Gerbong Kereta

Negara Italia dan Jerman Larang Masuk Imigran dari India Terkait Covid-19 yang Sedang Melonjak

Pemerintah China Memberikan Sanksi Kepada 26 Pejabat Pemerintah Karena Kelalaian Kasus Covid-19 Melonjak